Minggu, 16 Desember 2018

Drifting Away Hantarkan Latisa Naraswari Raih Penghargaan MURI


Latisa Shafa Naraswari raih penghargaan
 Perempuan Termuda Pengarang Buku Puisi dan Prosa
 dalam Bahasa Inggris


"Awalnya adalah dari keisengan aku menulis, ketika tulisanku ini dibaca oleh teman-teman dan mama, mereka mengatakan tulisanku bagus dan menarik. Dan mereka bilang kenapa tidak tulisanku ini dikemas kedalam sebuah buku”, ungkap Latisa Shafa yang usianya masih 15 tahun.


Setelah penantian yang panjang, selama hampir 3 bulan, serta berkat dukungan orang-orang terdekat akhirnya sungguh tak disangka Latisa Shafa Naraswari melalui karya kreatifnya Drifting Away meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Perempuan Termuda Pengarang Buku Puisi dan Prosa dalam Bahasa Inggris, pada Jum'at lalu (14 Desember 2018), bertempat di Mall of Indonesia, Jakarta Utara.

Pastilah anak muda pernah mengalami yang namanya galau, rasa galau tentang apapun itu, apalagi yang seumuran dengan Latisa Naraswari, dan rasa galau terbesarnya bersumber dari putus cinta yang pernah dialaminya.

Menulis di buku diary merupakan pelampiasan yang tepat bagi Latisa untuk mengungkapkan rasa galaunya melalui visual prosa dan puisi, yang dituangkannya kedalam sebuah karya apik Drifting Away.

Gadis yang lahir dan besar di Indonesia ini sekarang sedang mengenyam pendidikan design grafis dan art diperguruan tinggi Unisadhuguna International College (UIC). Tidak ada latar belakang tinggal di luar negeri. Namun dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.

Kemahirannya berbahasa Inggris sudah dimilikinya sejak masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Latisa pun menyukai dunia seni dengan kemampuan dalam bentuk tulisan juga memiliki bakat dalam musik dan menggambar sehingga pada akhirnya sukses meraih prestasi.


Latisa Shafa Naraswari dan Yusuf Ngadri


"Kita harus mengapresiasi sesuatu yang memang bakat ketika untuk usia belia dia seperti sekarang ini, dia juga mampu menuangkan pergumulannya dan apa yang dialami. Segala bentuk sastra kita juga harus mengapresiasi," ujar perwakilan MURI dengan Senior Manager MURI, bapak Yusuf Ngadri.

Saya bersama Sahabat TDB (taudariblogger.info) yang hadir diacara ini juga merasa bangga dan mengapresiasi dara cantik yang kreatif ini, dan bahwa orang Indonesia itu hebat dalam berkarya jadi kita pun  harus bisa mendukung dan mempublikasikan yang terbaik ke masyarakat luas.


Drifting Away Hadirkan Kumpulan 100 Karya Puisi Dan Prosa


Masalah percintaan pastilah menjadi hal yang sangat menarik bagi seorang Latisa untuk dijalaninya, sebagai anak muda zaman now yang baru mulai menginjak jenjang kedewasaan. Berharap cintanya bisa mendatangkan kebahagiaan tapi malah berbalik mengecewakannya. Rasa kesal dan kecewa tidak membuatnya terpuruk, Latisa malah menumpahkan perasaannya dengan curhat ke diary.




"Drifting Away telah membuka jalan bagi aku untuk membuktikan bahwa inilah sebuah sikap dan inilah hidup. Dengan membaca buku ini, maka kita akan tahu banyak persoalan manusia dari A sampai Z meski, tak semuanya terwakili dalam buku," papar Latisa.

Bahwa mencintai seseorang dengan hati yang tulus bukanlah sebuah kesalahan, mencintai apa adanya tanpa berharap lebih. 

Latisa ingin mengajak para pembaca untuk dapat belajar merelakan cinta, apabila cinta tersebut tidak dapat kita genggam. Serta mengajak pembaca untuk belajar melepas dengan ikhlas.

Dara cantik yang satu ini ingin karyanya bisa dibaca orang secara luas, tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di luar negeri, kebetulan sekali Latisa sangat menguasai penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Cerita fiksi dalam karyanya merupakan gambaran dari imajinasi tentang segala sesuatu yang dilihat, dirasakan dan didengar yang merupakan kisah nyata dari pengalaman pribadinya. 

Drifting Away merangkaikan kumpulan cerita seputar masalah patah hati, Drifting Away juga bercerita tentang bullying, emosi, dan arti penting tentang mencintai diri sendiri. Namun, tidak hanya itu saja, masih banyak peristiwa universal yang dilihat dan rasakan dalam keseharian gadis yang memiliki Ibu asal suku Minangkabau , Sumatera Barat dan Ayah bersuku Sunda, Jawa Barat ini. 

Drifting Away diterbitkan menggunakan bahasa Inggris, yang tata hurufnya disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai ombak, yang seolah memvisualkan perasaan melayang naik turun bagaikan alunan ombak dan gelombang air laut.

Yang lebih menariknya lagi adalah Drifting Away dilengkapi dengan karya ilustrasi yang didesain sendiri oleh Latisa, ilustrasi ini seirama dengan makna puisinya. 

Kumpulan 100 karya puisi dan prosa ini yang terdiri dari 50% fiksi dan 50% dari kisah nyata pribadi Latisa Shafa Naraswari. Dan buku ini telah melewati dua kali cetak, dengan total 4.000 buku yang diterbitkan oleh Coconut Book yang dibuat dalam bentuk cetak fisik dan versi digital.

“Dan buku ini sangat bagus juga edukatif. Masyarakat patut bangga dengan adanya karya buku yang di buat oleh ananda Latisa. Saya rasa tidak ada alasan apapun bagi kami MURI untuk tidak memberikan penghargaan rekor bagi dirinya,” ungkap Yusuf Ngadri.


Rasa bangga dan sedikit tak percaya pun ternyata dirasakan oleh ibunda Latisa

"Saat dengar buku karya anak saya masuk dalam daftar perolehan penghargaan rekor dari MURI, saya sempat kaget, nggak percaya aja. Karena memang saya nggak sempat berpikir tentang award, apalagi sekelas MURI. Yang terpenting adalah buku ini memberi manfaat besar bagi banyak orang. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu Latisa selama ini," ujar ibunda Latisa Naraswari, Ambiary, terharu dan hampir meneteskan air mata.

18 komentar:

  1. keren banget, 15 tahun sudah berkarya. duh aku ketinggalan banyak sama ak gadis cantik ini apalagi bukunya ini dalam bahasa inggris, gorgeous!!!

    BalasHapus
  2. Orangtua bangga karena anak berprestasi sampai meneteskan air mata itu tanda haru ,latisa mendapatkan MURI.

    BalasHapus
  3. MasyAllah keren ya. Udah cantik berprestasi lagi. Suka saya melihat anak muda kayak gini. Bisa melampiaskan rasa putus cibtanya menjadi hal yang positif bahkan berprestasi. Usianya masih muda lagi. Semoga akan semakin banyak anak muda yang seperti ini ya

    BalasHapus
  4. Wah keren ya udah masih muda, cantik, jago nulis dan tulisannya bagus bisa dapet penghargaan MURI. Patut ditiru nih sama generasi muda , dari hobby dan pengalaman bisa jadi prestasi

    BalasHapus
  5. Masha Allah...
    Semoga lebih banyak generasi muda yang mampu memanajemen rasa kecewanya menjadi suatu hal yang positif.
    Bangganyaaa jadi orang tuanya yaa..:)

    BalasHapus
  6. Wah keren banget! Ini baru namanya muda berkarya. Aku dulu awal kuliah masih berkutat dg karya ilmiah, pernahnya menghasilkan pper bahasa inggris XD

    BalasHapus
  7. Keren banget ya. Aku kok jadi semangat nulis kalau baca yang kayak gini. Serasa dapat semangat semangat baru. Tetap berkarya dan membanggakan orang tua ya,kak Latisa.

    BalasHapus
  8. Bahwa mencintai seseorang dengan hati yang tulus bukanlah sebuah kesalahan, mencintai apa adanya tanpa berharap lebih..jlebb!

    Salut dengan Latisa, semuda itu sudah semangat berkarya! Dalam bahasa Inggris pula...Keren
    Semoga menular semangatnya pada anak muda yang lainnya...

    BalasHapus
  9. Eh usianya masih 15 tahun ternyata. Keren2 masih muda karyanya udah bagus dan mendapat penghargaan ya.

    BalasHapus
  10. masya allah suka banget ngeliat anak muda berkarya. apalagi melalui kata kata prosa.

    BalasHapus
  11. Wah...keren ya...anak-anak muda sekarang masih tetap mencintai puisi dan prosa 😍 semangat terus semoga menular pada yang lain

    BalasHapus
  12. Keren banget prestasinya. Usianya pun masih sangat muda

    BalasHapus
  13. Keren banget anak muda zaman sekarang, udah menghasilkan karya yang bagus. Jangan mau kalah ah sama anak muda!

    BalasHapus
  14. Keren euy. Kayaknya sekarang semakin banyak ya penulis muda bermunculan

    BalasHapus
  15. Latisa hebat banget. Jarang loh anak muda sehebat Latisa. Paket lengkap deh kepintaran dan kecantikannnya. Sukses selalu yaa

    BalasHapus
  16. udahlah muda..cantik..pintar lagi
    paket komplit banget nih
    jadi pengin baca bukunya
    btw kok mirip artis indonesia idol itu ya
    hehehe

    BalasHapus
  17. Tinggi banget ya baru 15 tahun. Aku umur 15 tahun bikin puisi masih nyomot-nyomot teksnya di buku perpus, ini udah bisa bikin buku puisi. Bahasa inggris pula. Anak jaman sekarang emang canggih-canggih.

    BalasHapus
  18. Jadi penasaran isi bukunya, puisi yg ditulis dg bahasa inggris biasanya jadi lebih romantis yaa :)

    BalasHapus