Tak terasa sudah satu dekade alias sepuluh tahun, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membersamai masyarakat Indonesia. Mengingat pentingnya kesadaran akan BPJS Kesehatan sebagai asuransi sosial, sebagai peserta JKN, saya pun selalu mengaktifkan status kepesertaan JKN saya dan keluarga agar bisa mendapatkan kemudahan saat membutuhkan layanan kesehatan.
Banyak catatan dinamika perjalanan tentang upaya BPJS Kesehatan dan Kementrian Kesehatan RI saling bersinergi mewujudkan masyarakat sehat dan sejahtera selama 10 tahun ini.
BPJS Kesehatan Launching & Bedah Dua Buku Terbaru
Bertempat di Ballroom IGM Brataranuh Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jln. Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Jum'at (17/5) Ghufron Mukti selaku Direktur Utama BPJS Kesehatan meluncurkan dua buah buku terbaru yaitu :
Buku pertama berjudul “Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren, Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan”.
Buku ini memuat berbagai peristiwa besar yang mengiringi langkah BPJS Kesehatan sejak beroperasi pada 1 Januari 2014 lalu. Dalam buku dikisahkan tentang dinamika perjalanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama satu dekade.
Buku ini juga menjadi potret perjalanan BPJS Kesehatan yang memuat polemik, persoalan dan tantangan (kepersertaan, layanan, dan keterlibatan semua pihak), serta mereflleksikan konsep bergotong royong.
Buku kedua berjudul “Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kesehatan”.
Pada buku ini, banyak pembahasan mengenai dasar-dasar asuransi kesehatan sosial, termasuk di dalamnya seluk beluk penyelenggaraan Program JKN, Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK), Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), mekanisme naik kelas dan urun biaya, program anti kecurangan, transformasi digital yang dilakukan BPJS Kesehatan, dan lain-lain.
Di acara Launching & Bedah Buku Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren, Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan ini juga dihadiri oleh para pakar yang berkompeten diantaranya Syarifah Liza Munira sebagai perwakilan Menteri Kesehatan, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir (Pengawas BPJS Kesehatan), Prof. dr. Ova Emilia, M. Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. (Rektor Universitas Gadjah Mada), Agus Suprapto selaku Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Timboel Siregar (Koordinator Advokasi BPJS Watch), Iing Ichsan Hanafi selaku Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Emanuel Melkiades (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI), Tulus Abadi selaku Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Arifin Arsydhad (Ketua Dewan Pengurus Forum Pemred), Somil Nagpal (Perwakilan World Bank).
Pada kesempatan ini, Ghufron Mukti menjelaskan bahwa bukan hal yang mudah untuk mendaftarkan lebih dari 97 persen penduduk Indonesia menjadi peserta JKN dalam waktu 10 tahun. Di saat yang bersamaan, BPJS Kesehatan juga dituntut untuk meningkatkan kepuasan peserta JKN dengan memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan setara.
Dengan kerja keras dan adanya kolaborasi bersama segenap pihak, BPJS Kesehatan mampu bertahan menghadapi beragam tantangan dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia.
Pada tahun 2014 jumlah peserta JKN tercatat berada di angka 114 juta jiwa. Per 10 Mei 2024, jumlahnya melesat menjadi lebih dari 271,2 juta jiwa.
Pemanfaatan Program JKN pun terus meningkat, dari 92,3 juta per tahun pada 2014, menjadi 606,6 juta per tahun pada 2023.
Menurut Ghufron Mukti, setiap generasi memiliki cara tersendiri untuk mencari dan memahami informasi dengan mudah melalui sosial media. Untuk itu, Ghufron Mukti yang sepanjang karirnya di BPJS Kesehatan telah menciptakan total 7 lagu ini dan mengunggahnya di akun sosial media resmi BPJS Kesehatan.
Lagu-lagu ini dimaksudkan sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat karena sifatnya yang universal, mudah diterima dan dicerna semua kalangan tanpa batasan usia.
Syarifah Liza Munira menjelaskan bahwa pihaknya mengapresiasi upaya BPJS Kesehatan dalam melakukan jaminan kesehatan dan mengontrol pengeluaran biaya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pentingnya upaya bersama untuk melakukan penguatan layanan kesehatan di FKTP, salah satunya melalui perluasan manfaat skrining kesehatan.
Menurut Agus Suprapto, jaminan sosial di Indonesia harus diperkenalkan kepada generasi muda dan buku ini memiliki visi yang sejalan dengan Modul Proyek Muatan Jaminan Sosial pada Kurikulum Pendidikan Nasional Tahun 2023.
"BPJS Kesehatan sudah melaksanakan tugas menyelenggarakan JKN dengan baik" ungkap Emanuel Melkiades. Pada waktu menghadiri Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu, BPJS Kesehatan mendapat apresiasi dari banyak negara di dunia.
"Dulu rumah sakit swasta lebih selektif dalam kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun, saat ini sekitar 64% rumah sakit swasta di Indonesia sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Harapan ke depan, ada peningkatan mutu layanan agar lebih efektif efisien di rumah sakit" ujar Iing Ichsan Hanafi.
Timboel Siregar mengungkapkan bahwa buku yang diluncurkan hari ini telah menunjukkan berbagai perbaikan berkelanjutan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan harus terus dijaga kedepannya.
Tulus Abadi juga berharap buku tersebut dapat memperkuat upaya meningkatkan literasi masyarakat tentang konsep Program JKN atau asuransi sosial di Indonesia.
Arifin Arsydhad mengatakan bahwa ada lima hal yang dapat diambil dari buku ini, yaitu : leadership, akses kesehatan, orientasi pelayanan yang sudah sangat baik, penggunaan teknologi, edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan.
BPJS Kesehatan Tingkatkan Layanan Kesehatan Melalui Beragam Inovasi Digital
Dari sisi aksesibilitas layanan kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang bermitra terus bertumbuh.
Selain itu juga, BPJS Kesehatan mengembangkan beragam inovasi digital seperti Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, dan BPJS Kesehatan Care Center 165.
Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa mengurus administrasi, meminta informasi, atau menyampaikan pengaduan cukup melalui smartphone-nya saja.
Saat Indonesia menjalani masa pandemi, Aplikasi P-Care yang digunakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia, yang menjadikan proses vaksinasi Covid-19 berjalan lebih cepat.
Jadi ingat, kalau dulu tuh kita sebagai peserta JKN harus menyiapkan berkas-berkas fotokopian saat berobat, rasanya sangat ribet ya. Kini, cukup dengan menujukkan NIK di KTP saja kita sudah bisa dilayani, selama kita (peserta JKN) status kepesertaannya masih aktif dan sudah mengikuti prosedur.
Inovasi Unggulan i-Care JKN dan Fitur BUGAR
Selama 10 tahun perjalanan BPJS Kesehatan, tapi apakah sudah menjalankan tugasnya dengan baik?
BPJS Kesehatan terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaiknya, seperti menciptakan inovasi unggulan bernama i-Care JKN yang dapat memfasilitasi peserta JKN dan dokter untuk mengakses riwayat kunjungan peserta JKN dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
Dengan begitu, semua peserta JKN aktif dapat dilayani lebih cepat dan tepat oleh dokter. Banyak negara lain yang mengapresiasi BPJS Kesehatan, namun ada 3 aspek yang perlu dipertajam, yaitu kepesertaan, manfaat, dan pembiayaan.
Dalam acara tersebut, BPJS Kesehatan juga meluncurkan fitur baru di Aplikasi Mobile JKN bernama BUGAR. Sejumlah layanan yang ada dalam fitur BUGAR meliputi pemantauan data vital kesehatan peserta JKN, pengukuran tubuh, aktivitas langkah, energi yang dihabiskan, dan jarak yang ditempuh sehari-hari oleh peserta JKN dengan berjalan. Fitur BUGAR juga bisa mengukur kualitas tidur dan kalori peserta JKN.
Digitalisasi layanan BPJS Kesehatan berkontribusi mengubah sistem kesehatan Indonesia. Dengan launching-nya dua buah buku ini semoga bisa menjadi cerminan BPJS Kesehatan untuk terus meningkatkan pelayanan JKN bagi masyarakat Indonesia.
Melalui peningkatan mutu dan akses, serta perbaikan di fitur mobil JKN, BPJS Kesehatan diharapkan mampu mengoptimalkan cakupan pelayanannya sehingga menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.