Senin, 17 Desember 2018

3 Langkah Sederhana Lindungi Anak Dari Pneumonia


(sumber foto : iStock)


Apa yang Anda pikirkan jika mendengar kata 'Pneumonia'?

Jujur, yang terbersit di pikiran saya pneumonia itu adalah sebuah nama penyakit, tanpa tahu apa artinya, seperti apa penyakitnya, dan memang hanya sebatas itu saja yang saya tahu sebagai orang awam.

Sebuah nama penyakit yang agak asing terdengar di telinga saya, bahkan Anda mungkin juga merasakan hal yang sama dengan saya. Tidak tahu karena tidak mengalaminya sendiri jadi tidak merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, yang penting itu adalah sebuah nama penyakit.


(ki-ka) Aika Irene, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A, 
Selina Patta Sumbung


Sampai tiba saatnya saya menghadiri acara Talkshow dan Workshop "Mengenal Dan Mencegah Pneumonia Pada Anak" di hari Kamis lalu (13/12), yang berlokasi di Tjikinii Lima Restoran dan Cafe, Jln. Cikini 1 No.5, Jakarta Pusat. Hadir sebagai narasumber dr.Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Selina Patta Sumbung selaku Ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save The Children. 

Acara ini juga disiarkan secara LIVE  di #RuangPublikKBR di lebih 100 rasio jaringan Kantor Berita Radio (KBR) di nusantara. 

"Anak saya waktu usia 3 bulan, ada gejala batuk dan sesak nafas kelamaan, setelah seminggu baru dibawa ke doker dan dianogsa dokter adalah anak saya tersedak air susu. Kemudian dirujuk ke rumah sakit dan dinyatakan terkena pneumonia" ujar ibu Yati - orang tua anak dengan gejala pneumonia di tahun 2016 dari Desa Nagrak Kab Bandung.

Hanya batuk dan sesak nafas yang berlangsung lama yang dialami oleh anaknya ibu Yati, terlihat seperti gejala yang biasa saja kan? Ternyata itu adalah gejala pneumonia.

Masih banyak masyarakat yang awam mengenai gejala pneumonia ini, termasuk saya sendiri. Hal ini disebabkan oleh tahap awal penyakit tersebut yang menyerupai penyakit batuk pilek biasa sehingga seringkali diabaikan. 

Setiap satu menit, dua anak meninggal karena pneumonia, dan 99%-nya adalah dari negara berkembang. Di Indonesia sendiri menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementerian Kesehatan R.I, Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada usia dibawah lima tahun. 


Mirisnya faktor penyebab meningkatnya kejadian Pneumonia pada balita adalah karena perilaku orang tua dan lingkungan.

Pikiran saya jadi terbuka dan menyadari saat mengetahui bahwa pneumonia ini tergolong penyakit umum yang bisa menyerang anak-anak hingga orang dewasa. 



(dok.pri)


Pneumonia Bisa Menular


Pneumonia, nama awamnya radang paru. Artinya ada peradangan pada paru-paru, bisa karena infeksi virus, bakteri atau jamur. “Tapi lebih sering karena virus dan bakteri” papar dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A - Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Terjadinya pembengkakan saluran pernapasan akibat kantong udara kecil yang dipenuhi oleh cairan. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan virus yang menghinggap di dalam tubuh akibat gaya hidup yang kurang bersih. Pneumonia menular melalui batuk, bersin yang menebar lewat udara. 


Pneumonia Penyebab Kematian Tertinggi Pada Anak


Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada anak usia dibawah lima tahun setelah diare. 2,7% kasus pneumonia mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke 2013 (2,1% menjadi 2,7%).

(sumber foto : iStock)


Tingkat prevalansi pneumonia per 1000 balita di Indonesia sebanyak 18,5%, sementara di NTT 38,5% dan di Jawa Barat 18,5%.
(Sumber : Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan RI)

Anak-anak yang mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit pneumonia, diantaranya ;

  • Bayi yang tidak mendapat air susu ibu (ASI),
  • Anak yang kurang gizi,
  • Anak-anak dengan HIV,
  • Anak yang terkena infeksi campak,
  • Tidak mendapatkan imunisasi,
  • Bayi lahir prematur.

Orang tua yang merokok atau tinggal di pemukiman padat penduduk menjadi beberapa faktor penyebab meningkatnya risiko anak terkena pneumonia


Waspadai Ciri-ciri dan Gejala Pneumonia


(sumber foto : iStock)


Pneumonia merupakan infeksi pada salah satu atau kedua jaringan paru-paru. Kantong udara pada paru (alveoli) yang seharusnya berisi udara menjadi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan ;
  1. Batuk berdahak, bakteri yang menyebabkan infeksi akan membentuk dahak berwana hijau atau kuning. 
  2. Sesak nafas, terjadi karena patogen yang menyebabkan penyakit ini akan menyerang kantung udara (alveoli) yang menjadi struktur fungsional paru-paru.
  3. Perubahan warna pada bibir dan kuku, pneumonia akan membuat penderitanya kekurangan oksigen dalam sel-sel tubuh yang disebabkan oleh bakteri. 
  4. Demam, secara khusus dialami anak-anak, demam biasanya akan tinggi atau lebih dari 37,7 derajat celcius dan akan disertai juga dengan menggigil. 
  5. Kebingungan, sesak nafas dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen dan zat-zat penting lainnya dalam tubuh. Hal ini yang kemudian menyebabkan keadaan delirium atau kebingungan dan berpikir tidak jelas. Umumnya, ini akan terjadi pada orang tua.

Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Karena inilah, selain akibat penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal.

Gejala pneumonia, biasanya seseorang akan mengalami batuk, pilek, demam, kurang lebih seminggu, Virusnya masuk dari saluran nafas. Kalau tidak diobati dengan baik, bisa berkembang jadi pesat. 

“Pneumonia bisa menyerang siapa saja. Bayi 1 bulan, sudah bisa kena pneumonia” ujar dr. Madeleine Ramdhani

Jadi sebagai orang tua sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak memang sakit. Ketika mengetahui ada ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, orang tua sudah harus gerak cepat membawanya ke dokter. Karena ini bisa menjadi gejala pneumonia.



3 Langkah Sedehana Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Lindungi Anak Kita Dari Pneumonia


Pneumonia pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus pneumoniae. Bakteri ini bisa masuk ke paru-paru melalui hidung dan tenggorokan. Faktor resiko pneumonia apabila ada masalah pada otot dan persyarafan, lingkungan yang penuh asap karena rokok. 

Untuk mencegahnya, hal-hal itu harus ditanggulangi. Agar anak terhindar dari pneumonia, ada sejumlah langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh kita sebagai orang tua.



(dok.pri)


Melindungi (Protect)

Melindungi dengan menerapkan praktik kesehatan yang baik sejak lahir ;
  • Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama
       Kenapa harus ASI? 

       Karena ASI akan meningkatkan daya tahan tubuh                sehingga anak tak mudah terinfeksi.
  • Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat ) setelah usia 6 bulan)
  • Pemberian suplemen vitamin A


Mencegah (Prevent)

Mencegah anak menjadi sakit pneumonia ;
  • Pemberian vaksin pertusis, campak, HiB, PCV dan Rotavirus
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Ketersediaan air minun dan sanitasi
  • Menurunkan polusi dalam rumah

Mengobati (Treatment)

Mengobati anak yang sakit pneumonia dengan pengobatan yang tepat ;
  • Meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku dalam mengakses layanan kesehatan dan rujukan
  • Meningkatkan perbaikan manajemen kasus pada tingkat fasilitas kesehatan dan komunitas
  • Menyediakan oralit, zinc, antibiotik, dan oksigen
  • Melanjutkan pemberian makanan tambahan (termasuk pemberian ASI sampai usia 2 tahun)

Yayasan Sayangi Tunas Cilik #berpihakpadaanak


Salah satu yayasan yang peduli dengan pneumonia adalah Yayasan Sayangi Tunas Cilik, partner of Save the Children Indonesia.




Menurut Ketua Yayasan, Selina Patta Sumbung, yayasan yang digawanginya adalah organisasi yang #BerpihakPadaAnak

Semua anak punya hak untuk fokus, belajar dan dilindungi” tegas Selina. 

Salah satu gerakan yang dilakukan yayasan ini adalah melakukan sosialisasi intensif, yaitu dengan pemberian “Kelas Ayah” agar ayah bisa berperan dan tahu cara mensosialisasikan cuci tangan dgn benar.

Bukan peran seorang Ibu saja yang penting dalam urusan pneumonia ini, tapi peran serta dan dukungan seorang Ayah menjadi sangat penting dalam mencegah terjadinya pneumonia dan membangun kesehatan anak.


22 komentar:

  1. Semoga dijauhlan dari penyakit Pneumonia ini, salah satunya dengan cara berikan ASI eklusif, jauhkan anak dari asap rokok dan imunisasi lengkap ya bunda, thaks banget infonya.6u

    BalasHapus
  2. Hening dan rasa penyesalan jika anak jadi korban keganasan penyakit pneumonia.

    Pencegahan bisa di lakukan oleh kita bersama-sama antara ayah dan bunda.

    BalasHapus
  3. Ini serem banget mba mengingat saya memiliki dua balita dirumah. Alhamdulillah pencegahan-pencegahan sudah saya lakukan, semoga anak-anak kita sehattt ya mba

    BalasHapus
  4. anakku yang sulung kena pneumonia mba luar biasa aku sedih remuk pas didiagnosa sakit ini bahkan hingga dirawat di rumkit. Dari kejadian anak sulung aku belajar untuk tidak ulangi lagi bahkan suami juga berhenti merokok

    BalasHapus
  5. Bermanfaat sekali tulisannya. Terima kasih

    BalasHapus
  6. Pneumonia kelihatan sepele cuma batuk pilek tapi ternyata bisa mengakibatkan kematian pada anak ya Mom.

    BalasHapus
  7. MasyAllah ilmunya daginggg banget mba. Makasih ya sudah berbagi. Ini penting untuk diketahui semua orang terutama otangtua yang memiliki anak kecil. Saya juga baru tahu kalau pneumonia ini bisa nular. Bahaya banget atuh ya

    BalasHapus
  8. Hiks jadi ingat kasus bayi yg meninggal gara2 asap rokok. Dia terkena pneumonia sbkm akhirnya wafat :'(

    BalasHapus
  9. Serem banget deh Pneumonia ini, bikin parno emak2, makanya saya kadang parno banget kalau anak sakit, Alhamdulillah emang ASI bikin anak lebih baik daya tahan tubuhnya :)

    BalasHapus
  10. bener banget ini mom step stepnya. asi berpengaruh untuk imun dan imunisasi emang wajib untuk menghindari pneumonia.

    BalasHapus
  11. Aku kalau anak sakit saja sedih banget, apalagi setelah tau si phneumonia ini berbahaya dan banyak anak yang terkena penyakit ini. Sekarang bisa berbagi informasi yang valid nih sebagai referensi teman-teman di grup

    BalasHapus
  12. Ngomongin penyakit pada anak, terutama Pneummonia, rasanya sedih banget ya. Kasian. Mana gak banyak tahu pula soal fakta2nya. Kudu mulai ngelakuin pencegahan nih saya di rumah. Dari lingkungan rumah hingga ke kekebalan tubuh anak-anak.

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah... Akhirnya ada yang share masalah ini. Jujur saya masih nggak tau masalah ini secara detail. Mau cari juga kelupaan terus. Eh... Pas banget nih...jadinya ilmu dapat deh tentang pneumonia yg beberapa hari kemarin memang aku butuhkan mbak...tfs

    BalasHapus
  14. Ternyata penyebab tertinggi kematian pada anak Penumonia ya..baru tahu data dan faktanya dari artikel ini. Ngeri bacanya!
    Semoga bisa diatasai dengan perlindungan, pencegahan dan pengobatan..sehingga jumlah penderita bisa ditekan.

    BalasHapus
  15. Masya allah tinggi banget angka kematian pada anak Penumonia ya mbak. Sedih dan takut aku jadinya. Informasi penting banget buat para orang tua Ini..

    BalasHapus
  16. ya Allah kok serem banget mbakk. aku jadi inget sodaraku yg 4th lalu meninggal gara2 paru2.. iya aku juga khawatir ini smaa naufal. smoga anak2 kita dilindungi sehat2 selalu ya mbakk

    BalasHapus
  17. Ayah dan ibu memang wajib melindungi anak-anaknya dari segala macam penyakit. Aku baru tahu kalau bayi 1 bulan bisa terkena pneumonia.

    BalasHapus
  18. Anakku pernah kena pneumonia waktu bayi, ketularan saudara yg besuk ke rumah. Pelajaran penting banget utk gak asal terima pembesuk setelah melahirkan. Biarin deh di cap sombong :(

    BalasHapus
  19. Serem banget nih Pneumonia. Untungnya anak-anakku gak ada yang kena. Infonya sangat bermanfaat nih.

    BalasHapus
  20. pneunomia ini masih menghantui aku dan anak anak nih mbak.. soalnya suamiku perokok aktif banget, susah nya disuruh berhenti.. 😥

    BalasHapus
  21. Kita sering kecolongan karena gejala awalnya terlihat biasa aja ya mba? Duh serem juga sih ya..

    BalasHapus
  22. Dulu anakku di duga pneumonia, tapi latest result anakku ternyata asma. Worry ya kalo anak udah bermasalah dengan pernafasannya, semua kudu penanganan ekstra. Btw, makasi infonya mba

    BalasHapus