Sabtu, 28 Oktober 2023

Climate Institute, Solusi Kreatif Atasi Kerusakan Lingkungan Akibat Perubahan Iklim




Sumber foto: @climate_institute

Membuang sampah pada tempatnya adalah hal sepele yang sering kita abaikan dimana saja, padahal tindakan kecil ini dapat menimbulkan dampak negatif yang luar biasa besar bagi lingkungan sekitar kita. Dampak dari fenomena pemanasan global dan perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini nyata kita rasakan, apalagi untuk kita yang tinggal di kota besar seperti Jakarta.

Terjadinya pencemaran air dan tanah, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan seperti polutan udara merupakan beberapa dampak negatif yang dapat merusak kesehatan manusia serta lingkungan. Masalah serius ini memerlukan adanya upaya kolektif dari pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting untuk mengurangi emisi polutan udara. 

Peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar dan dampaknya bagi kesehatan ini menggerakkan hati seorang Aditya Putra Lanae untuk mencari solusi terhadap masalah lingkungan yang terjadi bersama dengan ke-empat temannya, yang kemudian mendirikan Climate Institute pada 20 Agustus 2015.

Climate Institute Wujud Nyata Peduli Lingkungan 

Sumber foto: @climate_institute

Mengurangi jumlah sampah dan limbah yang dihasilkan setiap hari sebenarnya dapat kita lakukan, dimulai dengan cara mengurangi penggunaan produk sekali pakai dan memilih produk yang tahan lama.

Dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa kendaraan pribadi menjadi penyumbang terbesar terhadap polusi udara yang semakin tidak terkendali. Beralih ke transportasi umum menjadi langkah efektif dalam mengurangi polusi udara. Kita bisa menggunakan angkutan umum seperti kereta, bis, atau angkutan umum lainnya.

Hal-hal tersebutlah yang akhirnya menarik perhatian Adhit untuk mengambil sikap akan pentingnya melakukan perubahan perilaku atau kebiasaan masyarakat yang bisa dimulai dari hal terkecil untuk menjaga lingkungan sekitarnya. Dibawah naungan Climate Institute, Adhit dapat mengimplementasikan 
wujud nyata dari kepeduliannya terhadap lingkungan.


Sumber foto: @climate_institute

Dilansir dari laman Indonesia.id (Jum'at, 18 Agustus 2023), Adhitya Putra Lanae seorang aktivis lingkungan kelahiran Babau. Dia memiliki program lingkungan bernama Climate Institute yang didirikan pada tanggal 20 Agustus 2015. Program ini bergerak dibidang edukasi tentang perubahan iklim dan lingkungan serta memiliki target edukasi kepada para pemuda dan masyarakat. 

Program Climate Institute berperan aktif dalam pengadaan workshop, seminar, melakukan penanaman pohon bersama, membersihkan sampah plastit, serta mangajarkan daur ulang yang dapat memberikan nilai ekonomis.

Pada awalnya, program ini dibentuk ketika Adhitya mengikuti salah satu workshop tentang perubahan iklim di Bali. Saat mendapatkan inspirasi dalam workshop tersebut, Adhitya mangajak teman-teman untuk membentuk komunitas edukasi yang konsen terhadap perubahan iklim. Kemudian muncullah istilah Indonesian Youth Team for Climate Change (IYTCC). Komunitas ini dilegalkan pada tahun 2017 dengan nama Climate Institute.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, Climate Istitute selalu memberikan tema-tema yang menarik tentang aktivis lingkungan. Seperti contoh Youth Camp (Youth Climate Camp), Climate Day di kampus-kampus, Climate Week, Climate Action, Climate Blogger, Climate Vlogger dengan mendatangkan para ahli lingkungan mendatangkan para ilmuwan lingkungan untuk menjadi narasumber. 

Tidak hanya itu, Climate Institute juga mengundang tokoh-tokoh penting di Indonesia yang konsen terhadap lingkungan seperti bapak Hanif sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tasya Kamila, Devina, Miss Earth Indonesia dan selebriti lainnya.

Climate Institute pernah menyinggahi beberapa kota untuk memberikan edukasi tentang lingkungan. Seperti kota Jakarta, Tangerang, Bogor, Jambi, NTT, Bali, Surabaya, Bandung, Manado, Medan, NTB, dan Semarang. Kota-kota ini menjadi kota tujuan komunitas Climate Institute untuk membawa perubahan terhadap lingkungan kepada masyarakat. 

Selain itu, untuk menyuarakan peduli lingkungan secara luas, Climate Institute bekerja sama dengan beberapa NGO dan LSM yang ada di Jerman, komunitas lokal, lembaga pemerintah dibawah naungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta lembaga-lembaga yang konsen terhadap lingkungan. Peran ini dilakukan untuk memberikan solusi kehidupan manusia terhadap kerusakan lingkungan.

Kegiatan yang dilakukan oleh Climate Institute menyasar pada mahasiswa, pemuda dalam komunitas dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Melalui Climate Institute, Adhitya ingin memberikan pengalaman dan kewaspadaan lingkungan kepada banyak orang, serta ingin memberikan solusi bagaimana cara menanggapi kerusakan lingkungan secara kreatif dan memberikan nilai ekonomis bagi banyak orang.

Saat ini, Climate Institute mempunyai 200 volunteer tetap yang selalu membuka peluang terhadap komunitas baru untuk mengedukasi, dan melakukan aksi nyata terhadap lingkungan. Dan berbagai kegiatan Climate Institute telah mendorong banyak orang untuk aktif dan berperan dalam mengatasi lingkungannya.



Sumber foto: @climate_institute

7 Langkah Untuk Menjaga Lingkungan

Kesadaran untuk menjaga lingkungan bisa dimulai dari diri kita masing-masing, diawali dengan edukasi sejak dini dari rumah tentunya. Selain membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya, berikut ini ada 7 langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan, seperti :

1. Kurangi Emisi

Perlunya mengurangi kebiasaan memakai kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Dan sebaiknya hindari keseringan menyalakan mesin kendaraan saat sedang menunggu dalam waktu lama. 

2. Pilih Produk Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Bisa gunakan produk hemat energi seperti lampu LED ataupun perangkat elektronik lainnya yang hemat daya. Selain dapat menghemat biaya, juga dapat melindungi lingkungan. Sebaiknya matikan data listrik jika tidak sedang digunakan. 

3. Hindari Membakar Sampah

Membakar sampah malah justru berbahaya untuk kesehatan dan lingkungan, karena menghasilkan karbonmonoksida (CO) yang apabila kita menghirup udara ini, malah bisa berbahaya untuk kesehatan kita. Selain itu, asap dari sampah yang dibakar juga dapat menghasilkan gas beracun.

4. Kurangi Menggunakan Bahan Kimia

Kurangi penggunaan barang kimia secara berlebihan, terutama pada cairan pembersih rumah. Kita bisa menggantinya dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan sesuai dengan kebutuhan.

5. Reuse, Reduce dan Recycle

Metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle merupakan salah satu cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah (plastik dengan berbagai jenisnya) serta dapat menurunkan emisi polusi udara, tanah, dan air. 

6. Hindari Penggunaan Kantong Plastik

Biasakan diri untuk mengurangi konsumsi makanan yang kemasannya dapat menjadi sampah plastik dan bawa selalu tas kanvas ke mana pun kita pergi sehingga tidak perlu lagi membungkus belanjaan dengan kantong plastik.

7. Bercocok Tanam

Manfaat nyata bercocok tanam adalah dengan tumbuhnya tanaman hijau atau pohon dan juga menghasilkan buah, otomatis lingkungan pun akan kembali menghijau, lingkungan pun menjadi sejuk dan asri. 


Dengan adanya upaya bersama dalam mengatasi dampak negatif dari perubahan iklim dan pemanasan global, maka lingkungan kita dapat menjadi lingkungan yang lebih sehat bagi penduduknya dan melestarikan keanekaragaman lingkungan untuk generasi mendatang. 





0 komentar:

Posting Komentar