Senin, 10 Februari 2020

Hari Kanker Sedunia 4 Februari Tingkatkan Kesadaran Kita Untuk Mencegah Penyakit Kanker, Segera Deteksi Dini!


Ki-ka : dr. Cut Putri Arianie, MHKes, dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad(K)OnkRad,  Sp.Ak, dan Priska Cosmas.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan suatu penyakit menjadikan seseorang kurang mendalami informasi yang terkait dengan suatu penyakit, apalagi itu adalah penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan satu dari antara penyakit mematikan yang membuat takut banyak orang.

Khawatir dan gelisah terhadap ancaman penyakit kanker tentu menghantui setiap orang. Padahal daripada sekedar menakuti penyakit ini, masyarakat seharusnya memiliki kesadaran dan pengetahuan akan penyakit kanker.


Kanker merupakan penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi kedua setelah jantung pada tahun 2018.
(BPJS Kesehatan 2018)


Hari Kanker Sedunia 4 Februari Tingkatkan Kesadaran

Sebenarnya kanker itu apa sih?...bukan singkatan dari kantong kering lho ya, hehee.

Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang ditandai dengan adanya sel atau jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita.

Informasi ini saya dapatkan saat saya bersama Blogger Crony Community (BCC) menghadiri Pertemuan Social Media Influencer Dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia pada 4 Februari 2020 di Manhattan Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan.

Acara yang dihadiri oleh Direktur P2PTM dr. Cut Putri Arianie, MHKes, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad(K)OnkRad, dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak, dan Priska Cosmas.

Kanker menjadi penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Lebih dari 18 juta orang terdiagnosis kanker dan 9,6 juta orang di dunia meninggal akibat kanker setiap tahunnya.



"Kanker termasuk penyakit tidak menular (PTM), sebenarnya kanker dapat dikendalikan dengan memperhatikan faktor risiko PTM. Ada 4 Pilar Penanggulangan PTM dan deteksi dini sangat penting dilakukan untuk pencegahan penyakit" papar dr. Cut Putri Arianie.

Diperkirakan insidens kanker di tahun 2040 mengalami peningkatan menjadi 29,5 juta orang. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi, dimana meningkat dari 1,4 per 1000 penduduk (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 per 1000 penduduk (Riskesdas 2018).

Jenis dan Gejala Kanker Yang Harus Diketahui

Kanker menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, anak-anak ataupun dewasa. Banyak sekali jenis kanker yang sering menyerang manusia, namun ada beberapa jenis kanker yang sering menyerang pada pria, yaitu kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan nasopharing.

Sedangkan yang sering dialami oleh wanita adalah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker kolorektal, kanker ovarium, dan kanker paru.

Lalu kanker yang sering terjadi pada anak-anak adalah kanker bola mata (Retinoblastoma) dan kanker darah (Leukemia).

Pada stadium dini (awal) gejala kanker tumbuh setempat dan tidak menimbulkan keluhan ataupun gejala. Hal ini sering menyebabkan orang yang sudah terkena kanker tidak menyadarinya. Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker.

Waspadai gejalanya, seperti :
  1. Waktu buang air besar atau kecil dan perubahan kebiasaan atau gangguan.
  2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
  3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh.
  4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
  5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya menjadi besar dan gatal.
  6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh.
  7. Adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh-sembuh.

Kanker bisa dicegah dan bisa diobati.

"Masalah kanker akan terus meningkat jika kita tidak melakukan sesuatu. Banyak informasi yang keliru didorong oleh 'peluang bisnis' dan kurangnya kesadaran juga pengetahuan yang mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan perawatan" jelas Prof. Dr. dr. Soehartati.

Kanker sebenarnya bisa dicegah, dengan mencegah faktor risiko. Untuk itu faktor risiko PTM harus diperhatikan, mana yang bisa dirubah, mana yang tidak bisa dirubah.

Lakukan Deteksi Dini Untuk Mencegah Kanker


Faktor risiko adalah kondisi yang dapat meningkatkan terjadinya suatu penyakit. Berikut ini adalah faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker diantaranya adalah mengonsumsi makanan yang kontak dengan zat-zat kimia yaitu 6P : Penyedap, Pewarna, Perasa, Pengawet, (Pengasinan, Pengasapan), diet tidak seimbang, rendah serat, tinggi lemak dan kurang aktivitas serta terkena paparan asap rokok dan produk tembakau.

Kalau kita kurang gerak, maka beberapa penyakit bisa hinggap ditubuh. Sebenarnya kita bisa dan boleh makan apa saja asal jangan berlebihan.

Salah satu upaya yang penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan kanker di Indonesia adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan deteksi dini, seperti :

  1. Kanker Payudara dengan SADARI / SADANIS / USG / mamografi.
  2. Kanker Leher Rahim dengan IVA/papsmear.

Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dapat mendeteksi sampai 85% kanker payudara, dianjurkan 3 tahun sekali untuk usia 20-30 tahun.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) mendorong wanita untuk mau melakukan pemeriksaan payudara sendiri, sebagian besar benjolan ditemukan sendiri, waktu terbaik 7-10 hari setelah hari pertama haid.

Lalu, dimana tempat deteksi dini dan pengobatan kanker?

Deteksi dini IVA dan SADANIS dapat dilakukan di Puskesmas atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, termasuk klinik swasta, praktek mandiri.

Tindak lanjut IVA positif dengan KRIOTERAPI dapat dilakukan di Puskesmas atau dirujuk ke Fasilitas Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yang mempunyai Tenaga Kesehatan yang kompeten serta memiliki sarana dan prasarana.

Kita juga bisa mendapatkan informasi tentang PTM ini melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Peyakit Tidak Menular (P2PTM), yang memiliki fokus dalam mengendalikan penyakit-penyakit tidak menular, seperti jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus dan lain sebagainya.

Direktorat P2PTM terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi terkait dteksi dini, pencegahan, pengendalian penyakit-penyakit tidak menular ke kelompok-kelompok masyarakat melalui berbagai program, seperti Posbindu PTM, Program Pengendalian Penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Periksa Payudara Sendiri (SADARI), Periksa Lupus Sendiri (SALURI) dan lainnya.

Kita bisa mengetahui informasi lebih lanjut terkait Direktorat P2PTM dan Subdit Penyakit Kanker dan kelainan darah disini.

Namun, ada 4 tantangan yang harus kita hadapi bersama untuk mencegah kanker. 


Seperti diketahui, lebih dari sepertiga kasus kanker dapat dicegah dan dapat disembuhkan bila sel kanker cepat terdeteksi dan mendapat perawatan, serta pengobatan yang tepat.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) punya Pusat Kanker Terpadu dan ternyata itu dibangun oleh 10 dokter yang menyisihkan sebagian gajinya selama 10 tahun, kemudian Kemenkes sumbang alat, Medco juga sumbang interior.

RSCM adalah satu-satunya rumah sakit di Indonesia yang telah memiliki fasilitas lengkap untuk menangani pasien kanker. Jadi pasien tidak perlu berobat jauh-jauh ke luar negeri lagi ya.

Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup, karena dapat dicegah dengan melakukan  gaya hidup sehat dan menjauhkan faktor risiko terserang kanker.

43% kanker dapat dicegah dan dilakukan deteksi dini seperti kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker kolorektal.


Masyarakat bisa dapatkan informasi tentang kanker melalui TV, radio, koran, rumah sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, Direktorat P2PTM, Rokomyanmas, Pusdatin dan Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat serta melalui bahan penyuluhan tentang kanker seperti leaflet, buku saku, buku pedoman dan buku juknis.

Priska Batubara, putri dari almarhum Drs. Cosmas Batubara menceritakan pengalamannya dalam merawat ayahandanya yang mengidap kanker getah bening dan dirawat di RSCM. Walaupun sudah divonis kanker dan menjalankan perawatan, almarhum masih bisa beraktivitas sehari-hari dan masih bersemangat. Almarhum merupakan salah satu pasien Prof. Dr. dr. Soehartati.

Melalui peringatan hari kanker ini, masyarakat yang tersebar diberbagai dunia dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mencegah penyakit ganas tersebut dengan jangkauan yang lebih luas.

Kampanye Hari Kanker Sedunia ini ditujukan untuk mencegah jutaan kematian akibat kanker dengan meningkatkan kesadaran  dan oendidikan tentang kanker, mendorong oemerintah dan swmua orang untuk mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian kanker.


Hari Kanker Sedunia merupakan kesempatan yang baik untuk menyebarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat termasuk media.

I am a woman, I will support cancer fighters!

0 komentar:

Posting Komentar