Selasa, 26 Januari 2021

Remaja Sehat Bebas Anemia : Optimalkan Gizi Seimbang Dan Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) Dalam Penanggulangan Anemia Di Masa Pandemi Covid-19

 

(dokpri. Tangkapan layar/Zoom Live Hari Gizi Nasional ke-61 2021)

Sangat penting untuk memulai praktek gizi yang baik sedini mungkin. Pendidikan gizi sedini mungkin merupakan penerapan strategis untuk menjadi remaja sehat bebas anemia, dimulai dari keluarga tentunya.

Kita sebagai orang tua, termasuk saya juga nih yang memiliki anak-anak usia remaja diharapkan dapat menyediakan makanan yang memiliki nilai gizi yang baik akan berpengaruh menekan pertumbuhan anemia kepada anak-anak, khususnya remaja.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang tanpa terkecuali harus dapat menjaga imun, menjaga kesehatannya, dan meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih. Ini menjadi penting sebagai satu kesatuan menjaga kesehatan untuk melawan pandemi Covid-19.

"Terjadinya anemia darah itu bermula dari kekurangan zat besi sehingga kita jadi tidak produktif" papar Prof. dr. Endang L. Achadi saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Talkshow “Mempersiapkan Remaja Sehat Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang Dan Suplementasi Tablet Tambah Darah” dalam rangkaian acara workhsop memperingati Hari Gizi Nasional ke-61 "Remaja Sehat Bebas Anemia".

Remaja Sehat Bebas Anemia, Keberhasilan Pembangunan Remaja Dimulai Dari Fisik

(dokpri. Tangkapan layar/Zoom Live Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin memukul gong sebagi tanda Peresmian Hari Gizi Nasional ke-61 2021)

Puncak Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-61 2021 ini dibuka dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin yang berlangsung di Ruang Siwabessy Kementrian Kesehatan RI, Jl. H. R. Rasuna Said Blok X5 Kav 4 - 9, Jakarta Selatan.

Dalam sambutannya pak Budi mengatakan bahwa hal yang saat ini harus diperhatikan bagi para remaja adalah memastikan asupan gizi dan kesehatan fisiknya terpenuhi. 

Keberhasilan pembangunan remaja tidak hanya diukur dari fisik, tetapi dimulai dari fisik.
Menteri Kesehatan, Ir. Budi Gunadi Sadikin

"Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dimulai di tataran fisik, supaya menjadi sehat atau tidak sehat, diikuti ke tataran akal di mana kita menghasilkan orang yang pintar atau tidak, dilanjutkan di tataran hati di mana kita tahu mana yang indah dan tidak, dan diselesaikan secara paripurna di tataran jiwa di mana kita tahu apa yang kita lakukan itu benar, bermanfaat, atau tidak," ujar pak Budi.

Pelaksana Tugas DirJen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, ibu drg. Kartini Rustandi, M.Kes mengatakan bahwa Hari Gizi Nasional tahun ini bertemakan Remaja Sehat, Bebas Anemia.

Tema ini dipilih sebagai upaya mendorong terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, sesuai arah pembangunan kesehatan 2020-2024," pungkasnya.

Pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) Pada Remaja Putri, Demi Mendukung Remaja Indonesia Yang Sehat  


(dokpri. Tangkapan layar/Zoom Live Hari Gizi Nasional ke-61 2021)

Anemia atau kondisi ketika darah tidak punya cukup sel darah merah yang sehat, maka aliran oksigen turut berkurang dan akan mempengaruhi banyak hal. Khususnya untuk remaja putri yang notabenenya akan melahirkan anak, anemia diketahui dapat mempengaruhi generasi selanjutnya.

"Proses terjadinya anemia itu cukup lama, biasanya akan diawali dengan defisiensi besi baru kemudian anemia. Tahap defisiensi biasanya sudah memunculkan dampak jangka pendek dari anemia, yakni menurunnya produktivitas. Oleh karena itu, gejala anemia tidak boleh disepelekan," jelas Prof. Endang.

Ketika sudah mengalami anemia, perempuan memiliki risiko pendarahan saat bersalin dan berotensi menghambat pertumbuhan janin yang menimbulkan risiko stunting. 

Berdasarkan data tahun 2013, anemia di Indonesia terjadi umumnya karena kekurangan zat besi yang disebabkan oleh pola makan.

(dokpri. Tangkapan layar/Zoom Live Hari Gizi Nasional ke-61 2021)

Oleh karena itu, remaja putri dan putra disarankan harus mulai mengatur pola makan yang sehat dengan gizi seimbang, atau paling gampang mengacu pada program Isi Piringku. Dimana komposisi isi piring adalah makanan pokok, sayuran, buah-buahan lauk hewani dan nabati.

Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada usia remaja dibutuhkan karena pertumbuhan mereka sedang pesat-pesatnya sementara aktivitas kian bertambah.

Deklarasi Komitmen 4 Kementerian

Pada masa pandemi pastikan remaja putri untuk tetap mengonsumsi TTD dan menjalankan program perilaku hidup bersih dan sehat.
drg. Kartini Rustandi, M.Kes

Tepat dimomen peringatan Hari Gizi Nasional ini ibu drg. Kartini Rustandi, M.Kes juga menyampaikan highligt penting yaitu Deklarasi Komitmen dari 4 kementerian (Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri) dalam Program Minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja usia 12-18 tahun, khususnya bagi remaja putri.

Adapun isi dari Deklarasi Komitmen ini adalah menyatakan bahwa 4 kementerian terkait ini akan
  • Mendukung pemberian TTD satu minggu sekali di sekolah-sekolah, khususnya bagi remaja putri. 
  • Menetapkan hari minum bersama. 
  • Melakukan edukasi  terkait gizi seimbang kepada orang tua dan remaja, 
  • Melakukan koordinasi kepada pihak terkait untuk memastikan ketersediaan TTD.

Di masa pandemi seperti saat ini, remaja putri dapat mengonsumsi TTD secara mandiri seminggu sekali tanpa harus khawatir dan apapun merek yang dipilih setidaknya harus mengandung 60mg zat besi elemental atau jika berbentuk multivitamin harus yang isinya minimal 30mg elemental C.


Mempersiapkan Remaja Sehat Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang Dan Suplementasi Tablet Tambah Darah


(dokpri. Tangkapan layar/Zoom Live Talkshow Hari Gizi Nasional ke-61 2021. Ki-ka : dr. Prisca C. Worotika, dr. Indah Kusuma, Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi dan Prof. dr. Endang L. Achadi )

Acara Talkshow “Mempersiapkan Remaja Sehat Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang Dan Suplementasi Tablet Tambah Darah” dipandu oleh host dr. Prisca C. Worotikan dan dr. Indah Kusuma sebagai salah satu narasumber yang hadir. 

Hadir juga 2 narasumber secara siaran live yaitu Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi dan Prof. dr. Endang L. Achadi.

Sebenarnya ini momentum untuk millenials dan generasi alfa, bahwa tahun 2050 akan menjadi Indonesia Kaya.

Kita itu tidak bisa mengendalikan angin ini, tapi nakhoda yang berhasil melalui perjalanannya adalah yang berhasil mencapai tujuan dan bisa mengendalikan dirinya.
Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi
Menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan memenuhi gizi remaja saat ini, agar nantinya mereka mampu membuat Indonesia menjadi negara besar dan naik kelas di mata dunia.

Dengan menjaga pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik, para remaja bisa menerapkan prinsip gizi seimbang, yaitu :
  1. Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam.
  2. Menjaga berat badan ideal.
  3. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
  4. Pentingnya pola hidup aktif dan berolah raga.
Kementerian Kesehatan tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan edukasi tentang perlunya masyarakat mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, perlunya masyarakat untuk tetap berolahraga agar tetap aktif bergerak, dan perlunya disiplin menerapkan protokol kesehatan saat berolahraga di luar rumah selama masa pandemi, sehingga terhindar dari risiko penularan covid-19.

0 komentar:

Posting Komentar