Kamis, 28 Februari 2019

Mengenal Pola Asuh Helicopter Parenting Dan Dampak Buruknya Terhadap Anak



Dititipkan amanah oleh Alloh SWT untuk memiliki, merawat dan membesarkan anak-anak merupakan anugerah yang luar biasa. Orang tua pasti akan menjaga dan melindungi anak-anaknya dari segala hal yang sifatnya membahayakan diri anak-anak mereka.


Naluri alamiah orang tua, terutama seorang ibu adalah keinginan untuk melindungi anaknya dari segala bahaya. Biasanya, tanpa sadar perlindungan yang diberikan kepada anak malah berlebihan. Dan ternyata, perlindungan yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak. Pola asuh ini dikenal dengan istilah overprotektif atau helicopter parenting. 


The 1st HaloMoms Community Gathering - Helicopter Parenting

Alhamdulillah pada hari Sabtu lalu (23/2) saya  bersama Mom Blogger Community dan para moms lainnya mendapatkan pencerahan mengenai pola asuh anak yang baik dari mbak Rayi Tanjungsari M.Psi di acara The 1st HaloMoms Community Gathering - Helicopter Parenting di Brood en Boter lt.2, Jl.Bangka Raya No.2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Rayi Tanjung Sari M.Psi

Di dunia yang serba modern ini, orang tua zaman "now" harus bekerja keras menjaga anaknya dari pengaruh buruk lingkungan. Mulai dari tontonan televisi, internet maupun gadget. Berbagai cara dilakukan oleh orang tua agar anaknya terlindung dari pengaruh buruk sehingga bisa bertumbuh dengan mental dan perilaku yang baik.

Pada kesempatan ini Halodoc hadir  menyapa para mama lewat komunitas “HaloMoms”. Melihat makin kompleksnya kebutuhan orang tua dalam mendidik dan dan juga menjaga kesehatan fisik dan jiwa keluarga, HaloMoms hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut. 

Sumber : Halodoc

Gathering yang diselenggarakan oleh Halodoc ini mengundang para mama untuk memahami apa itu Helicopter Parenting

Apa itu Helicopter ParentingHelicopter Parenting merujuk pada gaya pengasuhan orang tua yang terlalu fokus atau  terhadap anaknya. Orang tua tipe ini biasanya memegang kendali penuh terhadap kehidupan anak, termasuk keinginan dan keputusan yang seharusnya bisa ia tentukan sendiri.

Itulah sebabnya gaya pengasuhan ini disebut helicopter parenting, karena layaknya helicopter yang melayang-layang di udara, orangtua yang menganut gaya pengasuhan ini cenderung ‘berputar-putar’ mengitari anaknya alias over-protective.

Apakah Anda termasuk orang tua dengan tipe Helicopter Parents? Apa saja sih yang menjadi ciri Helicopter Parents?


Sumber : Motherwellmag

Ciri-ciri Helicopter Parents 

  1. Terlalu protektif (overprotecting)
  2. Reaksi berlebihan (overreacting)
  3. Terlalu mengkontrol (overcontrolling)
  4. Memberi jadwal terlalu padat (overschedulling)
  5. Menuntut akademis tinggi ( overtigering)
Sumber : Peaceful Parent, Happy Kids (Laura M.)

Melarang anak bermain di luar rumah karena takut kotor dan terluka, tidak mau mengajari anak naik sepeda karena takut anak terjatuh, selalu ingin memantau gerak-gerik anak. Orang tua selalu ingin tahu apa saja yang sedang dilakukan oleh anak, dimana dan dengan siapa saja.

Dampak Buruk Helicopter Parenting Terhadap Anak

Beberapa hal yang dipaparkan oleh Rayi Tanjung Sari M.Psi, Psikolog sebagai dampak dari Helicopter Parenting yaitu anak menjadi tidak percaya diri, sehingga menghambat proses berkembang anak. 

Tidak memberikan kepercayaan kepada anak akan berdampak timbulnya rasa tidak percaya diri dilingkungannya, tidak mempunyai rasa berani, takut akan kesalahan, dan selalu berprasangka buruk kepada orang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa : 
  • Anak dengan orang tua helicopter lebih berpotensi untuk tidak mampu menghadapi tantangan hidup di masa depan terutama pada lingkungan sekolah. ( Nicole B. Perry, PhD, from the University of Minnesota; Juni 2018)
  • Cenderung memiliki masalah kesehatan di masa dewasa. ( Florida State University, 2016)
  • Kurang mampu meregulasi emosi, lebih cenderung mengalami depresi, kurang puas terhadap kehidupannya. (University of Mary Washington in Virginia, 2013)
  • Berpotensi kurang memiliki inisiatif dan motivasi dari dalam diri untuk menjadi berhasil atau sukses. (University of Colorado, 2014)

How to Stop being Helicopter Parents 

Menyadari bahwa menjadi helicopter parents ternyata dapat berdapak negatif terhadap anak, sebaiknya kita segera stop sampai disini dan saat ini juga. Bagaimana caranya? 

Kita bisa mulai dengan :
  1. Identifikasi rasa cemas, Stop! Tarik nafas ...
  2. Yakinkan diri, lalu baca mantra : "Anakku perlu mengekplorasi lingkungan dan bereksperimen!", "I'm okay, She/he will be okay!", "Resikonya kecil/tidak berbahaya, gak apa dia jatuh sedikit", dan sebagainya.
  3. Reset pikiran, bayangkan reaksi positif anak saat dibiarkan mencoba.
  4. Take action, bila diperlukan.

Membangun Interaksi dengan Anak

Dalam interaksi orang tua dengan anak, dapat dilihat dari 4 dimensi yaitu :
  1. Engagement (Ketertarikan), memiliki konsep : senangnya bersama-sama, adanya keterhubungan, momen sekarang. "Kamu itu menarik. Menyenangkan apa adanya. Aku senang berada di dekat kamu."
  2. Structure (Struktur), memiliki konsep : aman, terorganisir, teregulasi. "Kamu aman tumbuh bersamaku. Aku bisa menjaga kamu dengan baik."
  3. Nature (Kasih sayang), memiliki konsep : aman, berharga, mengurangi stress. "Kamu disayangi apa adanya, tanpa syarat. Kamu berharga dan layak dicintai."
  4. Challenge (Tantangan), memiliki konsep : kompetensi, memiliki keahlian. "Kamu bisa melakukan tantangan yang diberikan oleh dunia ini. Kamu bisa memberikan kontribusi positif dalam dunia ini."
Tentunya adalah hal yang wajar bagi orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun, terkadang karena terlalu fokusnya orang tua dalam terlibat dan melindungi anak-anaknya, mereka lupa akan hal yang sesungguhnya dibutuhkan oleh si anak sendiri dalam kehidpuan. 

Bahwa sesungguhnya setiap permasalahan yang dihadapi oleh sang anak merupakan bekal yang bisa menjadi pelajaran anak untuk bertahan hidup. Maka, seharusnya sebagai orang tua, kita harus memberikan ruang bagi anak untuk tumbuh dan mandiri dengan cara wajar tanpa terlalu banyak campur tangan yang justru dapat mengganggu.

Halodoc Solusi Konsultasi Kesehatan Online

Anda merasa kesal dan jadi malas ketika ingin berkonsultasi dengan dokter, tapi harus mengantre atau terjebak kemacetan? Halodoc menjadi solusi untuk memudahkan konsultasi kesehatan kamu dengan dokter.

Sumber : Halodoc

Halodoc adalah aplikasi yang memberikan solusi lengkap dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Halodoc diprakarsai oleh Jonathan Sudharta, pada April 2016. Alasan beliau mendirikan Halodoc adalah melihat kesenjangan akses layanan dokter dan apotek di Indonesia. Halodoc memafasilitasi interaksi antara dokter dengan pasien dalam sebuah layanan online melalui aplikasi.


Halodoc sudah tersedia di Google Play, bagi pengguna Android, dan di App Store untuk pengguna Iphone. Halodoc di Google Play saat ini versi 3.100. Setelah mengunduh aplikasi Halodoc, selanjutnya lakukan registrasi dengan memasukkan nomor telepon genggam Anda.


Halodoc memiliki tiga fitur unggulan yang membedakannya dengan aplikasi kesehatan lainnya. Apa saja ketiga fitur unggulannya? 


Apotik Antar

Fitur ini membantu Anda memesan obat dan vitamin secara mudah tanpa harus jalan ke apotek. Halodoc sudah bekerjasama dengan seribu apotek yang telah memiliki Surat Izin Apotek (SIA) dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di sekitar 30 kota yang sudah tersedia layanan Go-Jek. Halodoc berkolaborasi dengan Go-Jek  dalam layanan pembelian dan pengiriman obat dari apotek ke rumah kamu tanpa dikenakan ongkos kirim. 

Hubungi Dokter

Fitur ini membantu Anda untuk konsultasi seputar kesehatan dengan dokter umum maupun dokter spesialis terpercaya seharian penuh setiap hari. Halodoc telah bekerjasama dengan sekitar 20 ribu dokter umum dan spesalis yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) dari Konsili Kedokteran Indonesia (KKI)

Konsultasi dengan dokter bisa melalui berbalas pesan (chat), telepon, ataupun telepon tatap muka (video call). Untuk saat ini, Halodoc tidak mengenakan biaya konsultasi dokter untuk pengguna. Waktu konsultasi dengan dokter  yang diberikan adalah 60 menit per sesi.

Lab Service (Beta)



Fitur ini membantu Anda  untuk mereservasi jadwal cek laboratorium yang dipilih. Untuk layanan ini, Halodoc bekerjasama dengan Prodia. Petugas laboratorium Prodia akan datang ke rumah untuk mengambil sampel darahmu, lalu sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium Prodia . Namun sayangnya, layanan ini baru tersedia di beberapa kota saja.

Sumber : Halodoc

Jika sedang senggang atau tidak sedang sibuk, kamu bisa membaca artikel kesehatan yang terdapat di Halodoc. Ada berbagai tema artikel kesehatan yang terdapat di Halodoc, yang bisa kamu pilih sesuai kategori yang diinginkan. Kategori artikel yang terdapat di Halodoc, yakni Kecantikan, Reproduksi, Diet, Anak, Fitness, Kehamilan, Makanan, dan sebagainya. Untuk membaca artikel lebih lengkap, kamu bisa kunjungi situs www.halodoc.com.

2 komentar:

  1. Yes setuju, gaya parenting helicopter adalah salah satu metode mengasuh anak yang salah.

    BalasHapus
  2. Mengasuh anak bukan berarti memanjakan mereka, justru tugas orang tua adalah untuk mereka bisa mandiri dalam menghadapi masa depan mereka

    BalasHapus